Senin, 09 Maret 2015

Istilah Kenari import, F1, F2, F3, AF, Lokal Super dan Lokal Pada Kenari

Para penghobi unggas khususnya Kenari tentunya tidak asing dengan istilah ; kenari  lokal, impor, F1, F2, F3 dan AF. Dalam tulisan ini kami akan berbagi pengalaman tentang Istillah “ F “ yang biasa kita dengar, mungkin topik tulisan  sudah ada yang menulisnya akan tetapi anggaplah tulisan ini merupakan pelengkap bagi yang memerukannya.  Dibeberapa  daerah  penafsiran Istilah “ F “  berbeda-beda, namun hal itu bukanlah merupakan patokan mutlak untuk menentukan kenari itu berkualitas.  Di Yogyakarta  istilah  istilah “ F ”  akan berbeda dengan di Surabaya, Malang,  Cirebon, Bandung, Jakarta  atau didaerah lain di Indonesia.

Teori Genetika oleh ilmuan  Gregor Johann Mendel, berpendapat  “ F ” = merupakan singkatan   dari kata Filial yang berarti Keturunan. Dalam setiap perkawinan / persilangan  menurut  Mendel  akan  mewarisi  Hereditas  sifat induknya (parental). Secara Hereditas ( pewaris sifat dari induk kepada keturunannya ) Mendel berpendapat,  sbb :

Hibrid (hasil persilangan antara dua individsu dengan tanda beda)  memiliki sifat yang mirip dengan induknya dan setiap hibrid mempunyai sifat yang sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang sama.

Karakter atau sifat dari keturunan suatu hibrid selalu timbul kembali secara teratur dan inilah yang memberi petunjuk kepada Mendel bahwa tentu ada faktor-faktor tertentu yang mengambil peran dalam pemindahan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya  (gen).

Faktor keturunan, mengikuti distribusi yang logis.

Teori ini secara langsung  dipraktek  dipenangkaran kami, tebukti benar seperti  yang didivinisikan Mendel, dalam penyilangan kami menggunakan indukan (jantan) Kenari impor Yorkshire dan Lizard,  disilangkan dengan indukan (betina) kenari Local . Penyilangan yang kami lakukan  dengan memperhatikan   aspek  ; Parental (indukan) dan Fenotipe (karakter/sifat yang dapat diamati seperti ; bentuk,  warna, suara, dll) dari bakal calon indukan, dengan hasil,  sebagai berikut   :

Kenari  Yorkshire (kuning) jantan dengan betina  local (bon hijau) disilangkan turunannya di-Istilahkan “ F.1 “,   dengan gen  Dominan Hereditas  50 %  Yorkshire  ;25 % =   warna dominan kuning  berpostur  semi Yorkshire.25 % =  warna dominan bon hijau berpostur semi Yorkshire.50 % =   warna Campuran (hijau dan kuning) berpostur semi Yorkshire.

Jika kenari  F.1 (bon hijau) jantan dengan betina  F.1(kuning) disilangkan dari turunan berbeda anakannya  di-Istilahkan “ F.2 “,   dengan gen  Dominan Hereditas  25 %  Yorkshire  ; 25 %    =   warna dominan  kuning berpostur  sedang  strain  Yorkshire  hilang.25 %    =   warna dominan bon hijau berpostur  sedang  strain  Yorkshire hilang.25%    =   warna campuran  berpostur  sedang  strain  Yorkshire hilang.25 %    =   warna campuran atau bon hijau / kuning berpostur  kecil.

 Selanjutnya jika kenari  F.2 dengan  F.2 disilangkan  dari turunan berbeda anakannya di-Istilahkan   Kenari  “  F.3 ”.

Begitu seterusnya jika  kenari    F.3 dengan  F.3 disilangkan  keturunan di-Istilah Kenari  “  F.4 ”, dan seterusnya hingga “ F “ ( ? ). Pada tahap persilangan berjenjang ini  strain Yorkshire akan hilang dan dominant menjadi kenari  berpostur kecil / local.

“ F “ (Filial) yang berarti  Keturunan, hanyalah  Istilah yang lazim dipakai oleh kalangan penangkar / penghobi kenari bukan merupakan patokan mutlak, pengklasifikasian ini secara umum bertujuan  untuk membedakan hereditas fenotipe terbaik dari hasil persilangan guna meningkatkan kualitas fenotipe menjadi kenari unggulan yang  layak tanding dan menjadi  KENARI JUARA.

Sebagai informasi tambahan, jenis keturunan yang sering disebut AF sebenarnya asing ditemui dalamistilah biologi dan bahkan mungkin tidak ada. Namun sudah terlanjur beredar umum dan setidaknya perlu dijelaskan bahwa kenari AF dihasilkan dari keturunan Filial F1/F2/F3 (bukan jenis fixed strain) yang kemudian dikawinkan dengan kenari lokal atau kenari non fix strain dalam 3 tingkatan ke depan. Dengan kata lain perkawinan sesama non fix strain akan menghasilkan keturunan yang disebut AF. dari AF inilah kemudian beredar lagi isitilah istilah baru seperti Loper atau Lokal Super dsb.

Kalau menurut saya, istilah AF, Lokal Super dan Lokal pada kenari, kebanyakan mengacu pada tampilan fisik, besar dan kecilnya, panjang dan pendeknya. Dimana AF lebih besar dari lokal super, lokal super lebih besar dari lokal.

Kenapa saya berani mengatakan seperti ini, karena selama ini penilaian yang ada memang cenderung lebih melihat pada besar dan kecilnya burung kenari tanpa mengetahui asal usul nenek moyang kenari tersebut. Kecil ya pasti lokal. sedikit lebih besar ya lokal super, lumayan besar, ya AF.


Entah siapa yang memulai, dan seperti apapun itu, Bukan hal yang perlu diperdebatkan… Tetapi keragaman itu akan membuat kenari Indonesia akan menjadi tetap indah bagi saya… Jadi jangan istilah membuat anda bingung, apapun kenarinya, yang penting hati tentram saat tingkah polah dan suara merdunya bisa menghibur kita semua…semoga informasi ini bermanfaat...salam kicau..

sumber : berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar